Mulailah
saya berpikiran yang bukan-bukan, dalam hal ini, pemikiran yang singkat
pasti akan mengatakan tempat yang terpencil akses yang sulit untuk kendaraan. tidak sepenuhnya juga benar Perjalanan saya diawali dari Malinau dengan Maf selama 2 jam, merupakan pesawat kecil berpenumpang kurang dari 8 penumpang,
cukup baik, dan yang meyakinkan karena pilotnya bule, dan
sebagian besar berkewarganegaraan luar indonesia. Pertama kali saya mendarat
di bandara Long Ampung, hanya landasan aspal dengan panjang -+400 meter, hingga
hanya pesawat kelas avia star dan Susi Air kebawah yang hanya bisa mendarat.
Tapi
melihat bandara yang sudah berbahan beton/semen, saya mulai percaya diri kalau di perbatasan malinau dengan malaysia sudah lumayan maju dalam pembangunan sarana dan prasarana. transportasi aja sudah sangat menyakinkan dimana adanya mobil - mobil 4x4 seperti hilux, strada, rangers berbaris rapi di parkiran bandara. oo my ghost, setelah saya check hp saya ternyata jaringan tidak ada. ternyata masyarakat disana menggunakan hp nya hanya sekedar buat dengar musik dan kamera. sampailah saya di Long Nawang, hal di pikiran saya yang terlintas adalah listrik yang tidak ada di siang hari, listrik tersebut baru hidup pada jam 6 petang - 10 malam masyarakat benar - benar merasakan suasana malam yang gelap gulita. hmmm, jaringan nya tidak ada gimana mau hubungi keluarga kalau sudah sampai di tempat. no problem, satu lagi yang buat bersyukur dengan tidak adanya jaringan di sana ada telepon satelit yang harga nya 5000/menit, mahaalll amat... sama halnya dengan permasalahan bahan sembako, sandang, papan, dan pangan di
sana, yaitu harga, untuk sebutir telur dan satu bungkus mie instant,
masing-masing adalah 5000 rupiah, garam 20.000, bawang 90.000 sekilo, beras 1 kaleng 280rbu, bensin 1 liter 20.000-25.000, hal
tersebut awalnya membuat saya garuk kepala dan berpikir untuk berdagang di desa long nawang.hehehe. rata-rata barang-barang di sana berasal dari malaysia. iyalah karena jarak long nawang dengan malaysia dekat aja daripada ke ibukota malinau cukup lewat transportasi darat 4-6 jam udah nyampai di perbatasan nya.
gatau asal-usul alat berat ini dari mana sampai ke perbatasan
kebun nanas sangat manis rasanya
pemandangan diatas pesawat salah satu desa perbatasan
0 komentar:
Posting Komentar